Cara Kami Biasakan Anak Membaca Sejak Dini
Assalammualaikum.Wr.Wb
Apa kabar semuanya, semoga selalu sehat ya. Di beberap wilayah termasuk di Bengkulu, sudah mulai sekolah tatap muka atau offline atau seperti sedia kala . Meski dengan banyak peraturan dan cara yang berbeda. Intinya sih, sekolah akan dibuka seperti biasa. Anak belajar di sekolah seperti biasa.
Nah, bagaimana dengan daerahmu? Apakah sekolah juga sudah mulai tatap muka seperti biasa. Yah, meski belajar dalam jumlah kecil dan durasi belajar yang pendek. Sekali lagi, intinya anak-anak kembali ke sekolah seperti biasa.
Memang banyak orang tua yang mengeluhkan sejak pandemi dan anak dminta belajar di rumah, banyak orang tua yang mulai kewalahan dalam urusan pelajaran anak. Termasuk rasa bosan, mengirimkan tugas anak berupa foto dan video. Di sinilah, orang tua kadang suka naik darah, hihihi.
Saya rasa, tidak perlu diperjelas. Semua orang tua pasti pernah berada pada situasi dan kondisi yang sama saat mendampingi anak belajar secara online. Jadi, kita tahu sama tahu aja deh.
Banyak juga orang tua yang mengeluhkan anak yang mulai kurang belajar, tidak lancar membaca, ada yang lupa cara membaca, ada malah yang saa sekali belum ada kemajuan dalam membaca. Yah, sekolah terhenti seketika, banyak anak kehilangan kesempatan untuk belajar membaca.
Namun, alhamdulillah tidak terjadi pada anak saya si Athifah yang saat ini sudah kelas dua SD. Jadi dimana banyak orang tua temannya dan teman saya sendiri yang mengeluhkan anaknya yang sama kelas dua, sudah lupa cara membaca. Sedih memang, namun hal ini banyak penyebabnya.
Jadi, saya punya triks sendiri. Bagaimana supaya anak kelas satu yang sedang doyan dan asik belajar membaca, akan terus tetap semangat membaca selama pandemi ini. Saya punya caranya dong!
Tak bisa dipungkuri, tidak ke sekolah dengan sendirinya anak malas belajar, malas membuka buku apalagi membaca buku.
Cara Kami Agar Anak Tetap Biasa Membaca Buku
Cara pertama, Orang Tua Menjadi Contoh Teladan
ini adalah triks klasik, semua orang akan beranggapan. Anak akan meniru orang tuanya, jika orang tua suka membaca, maka anak akan juga suka membaca. Ini tidak salah, namun tidak semuanya benar. Ada orang tua yang hanya sering membaca saja, tetapi punya anak yang suka membaca juga. Ini banyak faktornya, salah satunya adalah arahan dari orang tua atau ada aturan yang dibuat di dalam keluarganya. Ini bisa diperjelas pada cara kedua
Cara kedua,
Membuat aturan atau Jadwal Membaca Dengan Jelas
Sejak awal di dalam sebuah keluarga. Ini kami terapkan sejak anak-anak mulai mengenal huruf dan mulai belajar membaca. Setiap hari, sama halnya dengan mengaji. Anak-anak juga harus diwajibkan untuk membaca buku di luar buku sekolah. Misalnya buku cerita, ilmu pengetahuan populer, hobbi, keterampilan dan lain sebagainya.
Waktu membaca untuk anak PAUD hingga kelas tiga SD. Kami berikan waktu setelah maghrib atau setelah mengaji untuk membaca buku. Awalnya diberikan buku cerita dengan satu tema saja. Jadi setiap hari usahakan untuk membaca satu buku cerita. Jika buku itu adalah kumpulan cerita, maka anak diwajibkan untuk membaca satu judul cerita. Saat membaca, suara harus dikeraskan atau anak membaca nyaring. Saat membaca ini kita juga bisa membenarkan cara anak melafalkan huruf dengan benar. Anak juga sering juga bertanya mengenai arti kata yang ia baca. Kadangkala anak menemukan kosakata baru.
Untuk Annasya yang baru masuk PAUD dan belum mengenal huruf, apalagi membaca. Samahalnya dengan kedua kakaknya. Ia akan saya minta untuk membaca gambar di bukunya. Maksudnya begini, Nasya saya minta tetap membaca buku, memegang dan membolak-balikkan buku seolah ia membaca. Akan tetapi saya meminta ia untuk membaca gambar apa saja yang ia temukan di dalam bukunya.
Hal ini penting untuk merangsang daya nalar, imajinasi sekaligus lafal dan artikulasi anak. Ini sangat efektif sekali. Kadang saya tertawa geli juga mendengar Nasya membaca gambar, ia kadang salah menggunakan kosakata, terbalik, bahkan menyebutkan dengan caranya sendiri. Yah, tidak masalah, dinikmati saja sebagai hiburan.
Cara Ketiga, Menyediakan atau Sering Membeli Buku
Agar anak mau membaca, tentu saja kita harus menyediakan buku-buku bacaan tersebut. Untuk membeli buku, ada baiknya anak juga dilibatkan dalam memilih buku, memilih judul buku apa yang ingin ia baca. Di samping buku-buku ‘On Mission’ yang kita inginkan anak mengetahuinya. Misalnya, karena kami ingin agar Athifah menyukai dunia kedokteran, maka buku-buku bertemakan kedokteran, kesehatan kami belikan untuknya.
Cara Keempat, Berikan Pujian, Perhatian atau Hadiah Jika Anak Selesai Membaca
Saya selalu menyempatkan mengucapkan terima kasih, setiap anak-anak usai membaca. Lalu saya tanyakan tanggapana atau isi cerita buku yang baru saja ia baca. Kami sering berdiskusi mengenai isi buku, bahkan berdiskusi mengenai judul buku selanjutnya yang ingin dibaca selanjutnya. Saya juga sering memberikan reward, misalnya habis membaca saya akan membuatkan nasi goreng.
Cara Kelima, Menyediakan Tempat Khusus Untuk Buku
Buku yang terlihat dan tertata dengan baik, tentu saja akan menarik buat anak untuk mengetahuinya. Oleh karena itu susunlah buku ditempat yang mudah terlihat oleh anak. Susunlah dengan rapi dan sediakan juga meja atau kursi yang nyaman untuk anak membaca.
Nah, inilah beberapa pengalaman dan cara keluarga saya untuk mendorong anak membiasakan diri untuk membaca sejak kecil. Semoga cerita ini bisa menginspirasi kalian semua ya.