Assalammu'alaikum Wr.Wb
"Meme, Athifah kena setrum, kok pagarnya nyentrum ya?"
.
Hello apa kabar lebarannya, pasti seru ya. So pasti, saya juga nih, siap-siap mau pergi piknik bersama keluarga kecil kami. Soalnya si nenek minta diajak jalan-jalan ke pantai. Di Bengkulu, pantai yang ramai dikunjungi itu namanya pantai Panjang. Banyak sekali orang-orang berkumpul dengan keluarga, sahabat dan teman-teman untuk merayakan lebaran di sana. Ada banyak hiburan di pantai, ada badut, main delman, pasar malam dan pastinya yang tak pernah tertinggal aneka jualan , semuanya ada deh.
Seperti biasa, meski tidak semua anggota keluarga kumpul dan ikutan. Kami membagi menu dan barang bawaan yang akan dibawa ke pantai. Meski acara sederhana dan cuma keluarga aja. Tetap saja dibutuhkan pembagian bawaan dan tugas supaya tidak tumpang tindih. Saya kali ini bertugas membawa nasi dan mie goreng. Serta perlengkapan makan. Kebetulan dua hari ini, saya dan keluarga sengaja menginap di rumah Ibu saja. Rencananya kami akan berangkat bersama dengan ibu.
Sesuai kesepakatan , kami akan berangkat ke pantai jam sembilan. Langsung menuju ke lokasi saja, tempatnya sudah ditentukan. Kakak ketiga saya nanti menunggu di sana terlebih dahulu. Masih ada waktu sekitar dua jam lagi, anak-anak masih bermain dan suami sibuk memanaskan mesin mobil. Sesekali saya mendengar suara anak-anak bermain, riweh banget.
Lanjut saya masak, mencuci dan menyiapkan semua keperluan untuk piknik. Hari terlihat terang, matahari sudah mulai datang. Tiba-tiba si Nawra (9tahun), putri pertama kami menghampiri saya di dapur.
"Me, kalo kena setrum itu kayak apa ya? Apa bisa badan kita tiba-tiba kesentrum?
Saya tersenyum sambil tetap wara-wiri menyiapkan semua keperluan. Saya jawab pertanyaannya sekenanya saja, dia langsung pergi dan bermain kembali. Agaknya dia sudah puas dengan jawaban saya.
Tapi, tak berapa lama dia datang lagi,masih dengan topik yang sama soal sentrum menyentrum. Kali ini lebih ngeri lagi dan membuat saya kaget.
"Meme, Athifah kena setrum, kok pagarnya nyentrum ya?"
Saya langsung kaget dan segera mengendong Athifah. Saya tanyakan bagian mana yang sakit. Saya meniup dan mengelus tangannya dan membujuknya supaya tidak nangis. Ternyata setelah saya dan suami telusuri, dan bertanya dengan Nawra, dimana awal ceritanya si Athifah kena sentrum. Dari penuturan lugas Nawra, akhirnya diketahui. Athifah kena sentrum saat memegang pagar garasi. Suami segera mengecek dan memeriksa dengan seksama. Ternyata benar, pagar dan semua besi baja di garasi nyentrum.
Ternyata bukan cuma besi garasi saja yang nyentrum, semua barang di rumah yang terhubung dengan kontak listrik nyentrum. Waduh, paniknya. Kok bisa semua barang-barang nyentrum begini.
"Hayo, semua pakai sandal ya. Baba akan menurunkan saklar listriknya dulu. Biar dimatikan dulu listriknya, biar lebih aman" ucap saya sama anak-anak dan keluarga.
Lalu suami segera berusaha menghubungi petugas PLN. Duh, susah banget dihubunginya. Ya, mungkin saja sedang sibuk lebaran. Ini kan baru hari lebaran kedua. Dimana-mana, lebaran kedua masih hot dan ramenya , iya kan. Masa kerja atau dinas di kantor. Hampir putus asa sih. Biasanya layanan call center PLN bisa aja dihubungi dan akan tersambung dengan baik. Solusi dan perbaikan akan segera mereka lakukan.
Tapi ini, beda kondisi. Lagi lebaran ya. Tapi gimana, saya juga sangat takut karena hampir semua barang yang ada besinya di rumah ini nyentrum. Saya sangat cemas karena takut gak bisa ngontrol anak-anak dan ibu saya. Takut mereka kena sentrum. Belum lagi, kalo listriknya dimatikan bagaimana dengan kondisi barang-barang yang harus terhubung listrik, seperti kulkas, Tv, Ac dan lain sebagainya. Di kulkas makanan sedang banyak banget loh, bisa busuk kalo gak hidup. Huuuh, pusing juga memikirkannya. Jika belum segara diatasi. Ayolah, mana ni petugas PLN. Kok, gak bisa dihubungi ya. Plis, segera tersambung dong ya.
Berkali-kali suami menghubngi call center PLN. Terlihat wajahnya yang gelisah dan cemas. Hari sudah mulai beranjak naik menuju jam delapan. Mana udah janjian piknik ke pantai. Gimana ya, semoga segera bisa terhubungi.
"Baba, coba datang aja ke kantor PLN langsung. Siapa tahu ada petugasnya yang dinas. Atau mungkin ada yang bisa memberikan solusi. Dicoba aja dulu" saran saya kepada suami. Letak kantor PLN memang tak begitu jauh dari rumah.
Suami, segera menuju ke kantor PLN dengan menggunakan motor. Tak lama suami datang kembali dan diikuti oleh mobil PLN. Ada dua orang petugas PLN yang datang. Saya tersenyum lega, alhamdulillah masih ada yang dinas. Meski di hari lebaran begini. Luar biasa sekali pengorbanan dan perjuangan mereka untuk melayani masyarakat.
Seketika dua petuga tersebut memeriksa dengan seksama. Mereka bertindak sesuai dengan laporan yang kami sampaikan. Disimpulkan sementara, bahwa sumber masalah berada pada tiang listrik yang ada di atas atap rumah. Kemungkinan ada kabel yang terbuka atau terpaku . Tiba-tiba saya ingat, mungkin memang dari sana sumbernya karena sepekan yang lalu, kami baru saja mengganti semua atap rumah ibu. Kemungkinan ada kabel yang terbuka atau kena paku saat itu. Sehingga terbuka.
Satu orang dari petugas PLN, sudah naik ke atas atap. Memeriksa dengan teliti dan seksama semua kemungkinan yang terjadi. Mereka melakukan semua dengan cekatan
Tak salah lagi, setelah diperiksa, memang ada kabel yang terbuka dan kena paku di sana. Hal ini terjadi saat pergantian atap beberapa waktu lalu. Mereka langsung memperbaikinya.
Setelah diperbaiki dan dihidupkan kembali. Akhirnya semua sudah normal. Garasi mobil dan semua barang-barang yang ada di rumah tidak lagi nyentrum. Saya lega sekali. Rasanya lebih tenang dan nyaman.
Saya sangat bersyukur, kejadian ini tidak sampai menimbulan masalah. Tidak ada korban, baik secara materi maupun non materi. Saya juga sangat bersyukur, hal ini segera diketahui dan kami juga segera mendapatkan pertolongan. Meski awal-awalnya sangat susah dihubungi. Sempat gak percaya masih ada petugas PLN yang kerja, padahal lebaran. Sempat cemas dan baper deh. Gak kebayang kalo sampai kejadian, duh gak boleh ah ngebayangin. Banyak-banyak berdoa dan istiqfar aja, ini semua sebagai bukti kalo Allah sayang banget dengan saya dan keluarga.
Apalagi hari ini memang kami niatkan untuk membuat Ibu senang dan mengajak beliau jalan-jalan, berkumpul bersama dengan anak dan cucu-cucunya. Mungkin ini juga kekuatan do'a ibu saya.
Akhirnya semua beres, petugas PLN sudah pulang. Masalah kami sudah teratasi. Saklar listrik sudah dihidupkan kembali dan semua sudah normal seperti sedia kala. Saya kembali melanjutkan mempersiapkan semua keperluan untuk piknik ke pantai. Meski karena kejadian ini jadinya ke pantainya agak siang. Gak masalah, asalkan bersama-sama dengan keluarga, bersama orang-orang terkasih. Semua akan tetap terasa indah dan hangat.
Lebaran kami kali ini tetap asik, meski sempat panik menghubungi petugas PLN karena semua barang-barang di rumah nyentrum akibat ada kabel di dekat tiang listrik yang di atas atap terbuka. Hal ini menjadi pelajaran yang luar biasa bagi saya dan keluarga, supaya lebih hati-hati dan waspada dengan hal yang berbau listrik. Apalagi hal tersebut sangat berbahaya bagi anak-anak dan orang tua. Semoga ke depan saya dan keluarga lebih hati-hati , sehingga bisa memberikan rasa nyaman dan aman kepada keluarga.
.
Demikian ya, cerita lebaran saya tahun 2016 ini, semoga kisah saya tersebut dapat memberikan informasi dan inspirasi bagi kita semua.
Hmmm, hampir lupa. Teman-teman yang ada di Jabodetabek dan sekitarnya atau siapa aja deh yang sempat untuk bisa hadir ke acara keren ini ya.
Hari Hijaber Nasional yang akan dilaksanakan pada :
Tanggal : 07 Agustus - 08 Agustus 2016
Tempat : Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat